Rabu, 11 Oktober 2017

Perencanaan Pesisir


WATERFRONT CITY DI PESISIR KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT

Oleh :
Ulfah Widi Riani
(08151042)
Mata Kuliah Perencanaan Pesisir
Dosen Pengampu :
Ariyaningsih S.T., M.T., M.Sc.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Kalimantan
Balikpapan – Kalimantan Timur
2017



Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ribuan pulau yang dimilikinya. Serta jutaan kekayaan yang tersimpan di lautnya. Indonesia, terletak pada 6  LU hingga 11  LS dan 95  BT hingga 141   BT. Berada diantara dua samudra, Samudra Pasifik dan Samudra Hindia dan dua benua, Asia dan Australia. Dari ribuan pulau yang dimiliki oleh Indonesia, terdapat beberapa pulau – pulau besar contohnya adalah Celebes atau yang dikenal oleh masyarakat luas sebagai Sulawesi. Sulawesi merupakan pulau di Indonesia yang terbagi  menjadi 6 provinsi. Salah satu provinsi yang akan dibahas pada ulasan  ini adalah provinsi Sulawesi Barat.
            Provinsi Sulawesi Barat merupakan provinsi yang terbentuk dari hasil pemekaran Provinsi Sulawesi Selatan. Sulawesi Barat berdasarkan UU No.26 Tahun 2004 beribukotakan Mamuju. Luas wilayah provinsi Sulawesi Barat adalah 16.796,19 kilometer persegi. Provinsi ini karena letaknya yang berada di pantai barat dari pulau Sulawesi, sudah sangat dikenal dengan berbagai  objek wisatanya. Selain itu, daerah ini juga dikenal sebagai penghasil kakao, kopi, kelapa, cengkeh, dan sumber daya alam lainya. Provinsi ini memiliki 6 kabupaten yaitu kabupaten Majene, Kabupaten Mamasa, Kabupaten Mamuju, Kabupaten Mamuju Tengah, Kabupaten Mamuju Utara, dan Kabupaten Polewali Mandar
            Kabupaten Majene merupakan salah satu kabupaten dari 3 kabupaten yang berada sepanjang garis pantai barat pulau Sulawesi. Memiliki luas wilayah 947,84 kilometer persegi dengan total populasi penduduk 137.474 jiwa. Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten yang posisi wilayahnya strategis dengan panjang garis pantai sepanjang 125 kilometer yang memanjang dari selatan ke utara. Kabupaten ini memiliki 8 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak pada kecamatan Banggae. Kabupaten Majene memiliki jarak kurang lebih 142 kilometer dari Ibukota Sulawesi Barat yaitu Mamuju dan dapat ditempuh dalam waktu 3 sampai 4 jam perjalanan.
            Sebagai salah satu kabupaten yang berada di pesisir barat pulau Sulawesi, terdapat rencana dari Pemerintah Kabupaten Majene untuk membangun Waterfront City. Rencana tersebut merupakan upaya untuk menata Kawasan Perkotaan Majene yang berada di Pesisir dan masih berupa kawasan pemukiman tradisional serta tampak kumuh. Rencana pembangunan waterfront city ini juga merupakan hasil dari Program Kotaku yang tertuang dalam dokumen RP2KPKP. Rencana pembangunan Waterfront City di Kabupaten Majene mencakup wilayah pantai di Kecamatan Banggae dan Banggae Timur, mulai dari Kelurahan Pangaliali hingga Kelurahan Baurung. Pembangunan Waterfront City di Kabupaten Majene ini terdiri dari beberapa segmen. Segmen I terdiri dari pesisir pantai lingkungan Cilallang hingga Pangaliali dengan luasan pengerjaan 6,5 hekatare dan panjang 1,5 kilometer. Segmen II berada di lingkungan Labuang – Parappe dengan luas 3,3 hektare dan panjang 2,3 kilometer. Sedangkan untuk segmen III berada di lingkungan Lembang, Baurung – kawasan Dato yang luasnya 4,7 hektare dan panjang 1,3 kilometer. Sehingga total dari pengerjaan Waterfront City di Kabupaten Majene ini memiliki luasan sekitar  14 hektare dan panjang 8,8 kilometer.
            Pada segmen I Waterfront City Kabupaten Majene akan dijadikan revitalisasi yang terdiri dari kawasan Water City Center (Plaza), Mikrobisnis (kawasan kaki lima), kawasan pejalan kaki, kawasan nelayan terpadu, dan kawasan permukiman. Selain itu, pada segmen I ini juga akan dibuat anjungan dengan pintu gerbang yang terletak disekitar taman kota.  Anjungan yang terdapat pada segmen I tersebut nantinya akan terdapat masjid apung, taman bunga, taman bermain anak, dan sebuah museum. Sedangkan taman kota yang merupakan letak pintu gerbang dari anjungan terdapat penambahan panjang sekitar 100 meter menjorok ke arah laut serta dilengkapi pelebaran jalan untuk memperlancar akses jalan keluar masuk. Sedangkan pada segmen II akan dilakukan penataan kawasan lingkungan dan ruang publik di Labuang hingga Parappe. Penataan tersebut meliputi penataan jalan dan pedestrian, penataan kapal atau perahu rakyat, penataan taman Anjungan dan penataan lokasi Sandeq Race (perlombaan perahu sandeq).  Serta untuk segmen III yang berada di Lembang, Baurung hingga kawasan wisata Dato, dalam perencanaannya akan dijadikan kawasan Pariwisata terpadu diantaranya wisata pantai, kawasan peristirahatan dan rekreasi, cottage dan restoran, pusat acara kebudayaan, wisata selam, wisata edukasi Transplantasi Karang, hotel dan resort.
            (mandarnews.com)
            Definisi dari waterfront sendiri  secara bahasa merupakan daerah tepi laut, bagian kota yang  berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols, 2003). Sedangkan waterfront city atau kawasan tepian air merupakan lahan atau area yang terletak berbatasan dengan air seperti kota yang menghadap ke laut, sungai, danau, atau sejenisnya. Bila dihubungkan dengan dengan pembangunan kota, kawasan tepi air adalah area yang dibatasi oleh air dari komunitasnya  yang dalam pengembangannya mampu memasukkan nilai manusia, yaitu kebutuhan akan ruang publik dan nilai alami ( Carr, 1992). Berdasarkan kedua pengertian tersebut definisi dari waterfront adalah suatu daerah atau area yang terletak berbatasan atau dekat dengan kawasan perairan dimana terdapat satu atau beberapa kegiatan dan aktivitas pada area pertemuan tersebut. Dalam penataan dan pendesainan waterfront terdapat beberapa kriteria umum sebagai berikut 
1)      Berlokasi dan berada di tepi suatu wilayah perairan yang besar (laut, danau, sungai, dan sebagainya)
2)      Biasanya merupakan area pelabuhan, perdagangan, permukiman, atau pariwisata
3)      Memiliki fungsi – fungsi utama sebagai tempat rekreasi, permukiman, industri, atau pelabuhan
4)      Dominan dengan pemandangan dan orientasi ke arah perairan
5)      Pembangunannya dilakukan ke arah vertikal – horizontal
(Prabudiantoro, 1997)
            Berdasarkan penjelasan tentang waterfront city yang telah disampaikan diatas dengan rencana pembangunan waterfront city untuk Kabupaten Majene ini sudah sesuai dengan kriteria umum penataan dan pendesainan waterfront serta  dapat dijadikan sebagai solusi untuk pembangunan berkelanjutan dan memulihkan resesi ekonomi dan kegiatan lainnya yang tengah dihadapi oleh masyarakat di Kabupaten Majene. Dari rencana pembangunan tersebut, terdapat tokoh masyarakat dari Pangaliali yang menyarankan kepada pemerintah untuk lebih memprioritaskan pembangunan tambatan perahu yang lebih besar. Selain itu, diharapkan lokasi tambatan perahu tidak jauh dari lokasi permukiman masyarakat atau tempat tinggal pemilik perahu agar memudahkan masyarakat untuk mengontrol keberadaan perahu. Serta tambatan perahu tersebut juga diharapkan multifungsi seperti tahan ombak, kelayakan tempat parkir perahu, terdapat tempat pengeringan jala, tempat pembuatan rumpon, tempat peerbaikan perahu, serta tempat bongkar muat ikan yang layak.
            Dengan rencana anggaran biaya pembangunan yang mencapai Rp 220, 278 miliar (http://mamujutoday.com) serta dengan lokasi pembangunan yang terletak pada Kecamatan Banggae dan Banggae Timur dimana kedua kecamatan tersebut merupakan PKW atau Pusat Kegiatan Wilayah yang ada di Kabupaten Majene (Buku Putih Sanitasi Kabupaten Majene tahun 2012). Adanya rencana strategis waterfront city di Kabupaten Majene ini akan menghadirkan wajah baru bagi Kabupaten Majene. Sebagai kabupaten yang mengadopsi konsep dari James Rouse, seorang urban visioner Amerika akan semakin meningkatkan daya tarik terhadap wisata pesisir di Kabupaten Majene.
Rencana waterfront city dikabupaten Majene ini sangat didukung oleh kodisi fisik alamnya serta dari sosial dan budayanya. Dari aspek topografi, Kabupaten Majene memiliki wilayah yang kondisinya relatif bervariasi yakni, pada sisi selatan merupakan daerah pesisir yang relatif datar sedangkan pada sisi utara merupakan daerah pegunungan. Dari sisi sosial budayanya, masyarakat di Kabupeten Majene khususnya masyarakat Baurung, Kecamatan Banggae Timur terdapat adat Passo. Adat ini merupakan pesta nelayan sebagai bentuk rasa syukur terhadap keberkahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan adat ini  sudah dilaksankan secara turun-temurun. Dengan adanya rencana waterfront ini dalam hal sosial budaya masyarakat menginginkan bahwa event pesta nelayan dan balap perahu di kawasan Pantai Dato tetap terlaksana untuk melestarikan kesenian asli Mandar. Serta diharapkan nantinya dapa menjadi nilai jual pariwisata yang merakyat, partisipatif, murah meriah tapi tetap diperhatikan dari segi keamanan dan hal-hal mistiknya. Serta diharapkan juga waterfront city di Kabupaten Majene ini pengembangannya lebih kepada tata lingkungan yang berdampak pada kebutuhan ruang publik.
Menurut saya, rencana strategis terhadap waterfront city di Kabupaten Majene merupakan rencana pembangunn yang sangat baik dan sangat perlu untuk dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Majene. Namun, dalam pembangunannya tetap harus meninjau dari berbagai aspek lainnya. Jika dengan adanya rencana pembangunan waterfront city di Kabupaten Majene mampu meningkatkan stabilitas ekonomi masyarakat di pesisir Kabupaten Majene maka pembangunannya harus dilaksanakan sebagaimana perencanaan yang sudah ditetapkan. Namun perlu diingat kembali serta dikaji lebih dalam agar dapat mengedepankan aspek sustainable development supaya waterfront city Kabupaten Majene ini mampu menandingi kota - kota dengan konsep waterfront city terbaik di Indonesia seperti Makassar, Manado, Balikpapan, Batam, dan sebagainya. Selain mampu menandingi kota - kota dengan konsep waterfront city terbaik di Indonesia, perhatian terhadap aspek sustainable development ini juga dapat dijadikan sebagai batasan pembangunan agar tidak merusak lingkungan alami yang ada, sehingga manfaat yang ditimbulkan dari pembangunan waterfront city Majene tidak menjadi manfaat sementara saja. Dalam usaha meningkatkan stabilitas ekonomi masyarakat, aspek-aspek yang dapat dikembangkan dalam sektor ekonomi  pada waterfront city Majene ini bisa berupa pariwisata, perdagangan dan jasa seperti pedagang kaki lima yang ditata dengan apik, wisata kuliner khas Majene, serta pengolahan hasil sumber daya laut ataupun hasil tangkapan langsung dari nelayan. Selain dari pengembangan sektor ekonominya, penataan kawasan kumuh yang terdapat di pesisir Kabupaten Majene juga harus dapat dijadikan prioritas guna memperindah tata ruang dalam hal ini permukiman yang terdapat di pesisir. Sehingga masyarakat pesisir di Kabupaten Majene bisa mendapatkan tidak hanya satu manfaat dari adanya waterfront city di Majenen ini.
Dari adanya rencana waterfront city di kawasan pesisir Kabupaten Majene, diharapakan agar kota-kota lain di Indonesia yang memiliki bentuk keruangan berada pada tepi air (pesisir ataupun tepian sungai) dapat mengikuti jejak dari kota – kota dengan waterfront city terbaik di Indonesia serta mampu mengikuti langkah Kabupaten Majene yang memulai untuk menata kawasan tepi airnya. Indonesia negara kepulauan serta terdapat banyak kota dan daerah yang dilalui oleh sungai – sungai besar, serta masih terdapat banyak dari kota – kota tersebut yang belum menerapkan konsep waterfont city, dengan penerapan konsep waterfront city pada kota – kota tersebut kedepannya Indondesia mampu menjadi negara dengan penerapan waterfront city terbaik dan terbanyak di dunia.
           















DAFTAR PUSTAKA
Carr, S., M. Francis, L. G. Rivlin, A. M. Stone. 1992. Public Space. USA : Cambridge University Press
Echols, J. M., and Shadily, H. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : Gramedia
Prabudiantoro, B. 1997. Kriteria Citra Waterfront City,  Thesis. Semarang : Universitas Diponegoro
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Majene tahun 2012
http://mamujutoday.com/majene-menuju-waterfront-city/
http://mandarnews.com/2017/05/10/benahi-kawasan-pesisir-pemkab-rancang-majene-water-front-city/

http://www.majenekab.go.id/v2/html/profil.php?id=profil&kode=12&profil=Profil%20Majene

Tidak ada komentar:

Posting Komentar